Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah  Prof. Din Syamsuddin menegaskan bahwa tidak mungkin ada  pertentangan antara Muhammadiyah dan Pemerintah, karena sudah terjalin  hubungan yang saling membutuhkan, walaupun usia Muhammadiyah lebih tua  bagi Negara.         
Dalam Pidato Iftitah Pembukaan Muktamar  Satu Abad Muhammadiyah, Sabtu(03/07/2010) di Stadion Mandala Krida  Yogyakarta, Din menyatakan bahwa gerakan pencerahan dan upaya  mencerdaskan kehidupan bangsa yang dilakukan Muhammadiyah  memerlukan  dukungan pemerintah, sebaliknya upaya pemerintahpun sangat membutuhkan  peran Muhammadiyah.
“Karena sejatinya Muhammadiyah adalah  gerakan pencerahan, gerakan pencerdasan kehidupan bangsa, karena itu  Muhammadiyah sepanjang satu abad telah mampu berbuat untuk mencerdaskan  kehidupan bangsa, dengan ribuan amal usaha, lembaga pendidikan, lembaga  kesehatan, lembaga sosial, lembaga  pemberdayan ekonomi dan juga lembaga  dakwah pencerahana ummat” papar Din.
“Karena itu Muhammadiyah tidak kenal  lelah berkiprah, siapapun  pemerintah Indonesia.  Kalau Muhammadiyah  ibarat Matahari dan Negara adalah Bumi,  bumi diciptakan karena ada  Matahari dan Matarahi diciptakan untuk menyinari Bumi” terangnya.
“Matahari tidak akann berhenti bersinar  menyinari bumi. Matahari tidak akan bersinar walaupun ada tsunami.  Cahyaning Suryo Suminraing Nagari, yaitu sang sang surya yang menyinari  bumi, dan kehidupan bersama” lajut Din.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam  kesempatan ini membuka secara langsung melalui teleconference dari  Madinah, Arab Saudi,  Muktamar Muhammadiyah ke 46 yang bersamaan dengan  Muktamar Aisyiyah ke 46 dan Muktamar IPM ke 17.
Hadir di arena Muktamar Mantan Wakil  Presiden RI Jusuf Kalla, Mantan Ketua PBNU Hazim Muzadi, Penasehat  PP  Muhammadiyah Prof. Dr. Amin Rais dan Prof. Dr. Syafii Maarif dan juga Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan  Hamengkubuwono X. 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar